Solar di Musim Libur: Negara Kembali Menjaga Pompa

POLRI346 Dilihat

Keterangan Gambar :

Kapolsek Pammana AKP Ami Suandi, S.H., melakukan pemantauan aktivitas pengisian BBM di SPBU Pertamina Ulugalung, Desa Lempa, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo, Selasa (16/12/2025), sebagai bagian dari pengawasan distribusi BBM bersubsidi menjelang Natal dan Tahun Baru.


Laporan : Sabri

Editor : Alimuddin


WAJO — Di setiap musim libur panjang, ada satu komoditas yang selalu menjadi penanda denyut mobilitas publik: solar. Ia menggerakkan truk logistik, angkutan umum, dan roda ekonomi kecil di pinggiran kota. Ia pula yang kerap memicu antrean, kecurigaan, dan pengawasan berlapis ketika kebutuhan meningkat dan pasokan diuji.

Selasa pagi, 16 Desember 2025, di SPBU Pertamina Ulugalung, Desa Lempa, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo, negara kembali hadir di titik paling konkret dari kebijakan energi: ujung selang pompa. Seorang perwira polisi berdiri di antara kendaraan yang mengantre, mengamati alur pengisian, mencermati ritme antrean, dan memastikan distribusi berjalan sebagaimana mestinya.

Kapolsek Pammana AKP Ami Suandi, S.H., bersama personel Polsek Pammana, melakukan monitoring langsung terhadap aktivitas pengisian BBM, terutama solar bersubsidi. Langkah ini dilakukan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru—fase waktu yang hampir selalu identik dengan lonjakan konsumsi dan meningkatnya potensi penyimpangan.


BBM sebagai Titik Uji

Bagi aparat, SPBU bukan sekadar fasilitas layanan publik. Ia adalah simpul distribusi, tempat kebijakan subsidi bertemu praktik di lapangan. Di ruang inilah potensi pengisian berulang, penimbunan, hingga jual-beli kembali BBM bersubsidi kerap muncul, terutama ketika permintaan melonjak dan pengawasan melemah.

Karena itu, pengawasan diarahkan pada hal-hal yang tampak sederhana namun krusial: keteraturan antrean, jenis BBM yang diisi, durasi pengisian, hingga dampaknya terhadap arus lalu lintas di sekitar SPBU. Ketertiban menjadi indikator awal bahwa distribusi masih berada dalam koridor yang diatur.

Momentum Nataru menempatkan SPBU dalam posisi rawan. Arus mudik, kendaraan barang, dan mobilitas lokal bertumpuk dalam waktu yang bersamaan. Ketika distribusi tersendat, dampaknya cepat merembet—dari kemacetan hingga keresahan sosial.


Pengawasan dan Tanggung Jawab

Monitoring tidak berhenti pada pengamatan visual. Kapolsek Pammana juga berkoordinasi dengan pengelola SPBU Pertamina Ulugalung. Dalam konteks ini, relasi antara negara dan operator distribusi menjadi penting. Kepatuhan terhadap aturan, transparansi layanan, serta kesiapan menghadapi lonjakan kendaraan menjadi bagian dari perhatian.

Imbauan disampaikan agar pihak SPBU mengantisipasi peningkatan volume pengisian menjelang puncak arus libur. Antrean panjang yang tidak terkelola berisiko mengganggu lalu lintas dan memicu keluhan publik—situasi yang justru ingin dihindari pada momen perayaan.


Menjaga Ketertiban, Menjaga Kepercayaan

Kegiatan ini melibatkan Kanit Propam Polsek Pammana AIPTU H. Saparuddin, S.H., serta Bhabinkamtibmas AIPDA Sudiono. Selama monitoring berlangsung, situasi terpantau aman dan kondusif. Tidak ditemukan indikasi penyimpangan distribusi maupun gangguan keamanan.

Lebih dari sekadar rutinitas pengamanan, kehadiran aparat di SPBU menjelang Nataru mencerminkan upaya menjaga kepercayaan publik. BBM bersubsidi adalah kebijakan yang menyentuh langsung kehidupan sehari-hari. Ketika negara hadir memastikan distribusinya tetap tertib, pesan yang hendak disampaikan sederhana: subsidi tidak boleh bocor di saat kebutuhan justru meningkat.

Di musim libur, ketika mobilitas mengalir deras dan solar menjadi penopang utama, menjaga pompa tetap jujur berarti menjaga ritme kehidupan tetap berjalan. (Sumber rilis : Humas Polres Wajo)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *