Keterangan Gambar :
Dirbinmas Polda Sulsel, Kombes Pol Anang Triarsono (tengah), berbincang hangat dengan masyarakat saat kegiatan Jumat Curhat di Pasar Sungguminasa, Gowa, Jumat (3/10/2025). Melalui metode Abbulo Sibatang, polisi dan warga diajak duduk bersama mencari solusi atas persoalan sosial dengan semangat musyawarah dan kebersamaan. (Foto: Dokumentasi Humas Polda Sulsel)
GOWA, SULSEL – Suasana Pasar Sungguminasa pada Jumat pagi itu berbeda dari biasanya. Di tengah riuh pedagang dan pengunjung, sekelompok orang duduk melingkar, berbincang hangat. Bukan sekadar obrolan biasa, melainkan sebuah ruang dialog antara polisi dan masyarakat—sebuah tradisi Sulawesi Selatan yang dikenal dengan nama Abbulo Sibatang.
Metode yang berakar dari filosofi “duduk bersama, satu batang tubuh” itu kembali dihidupkan dalam kegiatan Jumat Curhat yang digelar Polda Sulsel. Dirbinmas Polda Sulsel, Kombes Pol Anang Triarsono, hadir langsung memimpin sosialisasi sekaligus mengedukasi warga tentang cara menyelesaikan masalah melalui kearifan lokal ini.
Turut hadir pula Wadir Binmas, perwakilan Dirkrimum, Dansat Brimob, Karorena, Dirsamapta, Kasat Binmas Polres Gowa, serta perwakilan masyarakat dari FKPM, Senkom, Binkom, Bankompol, Kiwal, dan warga sekitar pasar.
Dalam sambutannya, Kombes Anang menegaskan pentingnya mengedepankan musyawarah.
“Saya ingin mengangkat budaya jadi penyelesaian masalah. Agar ketika ada persoalan, kita bisa selesaikan dengan duduk bersama melibatkan banyak orang. Hukum memang mengatur, tapi budaya hadir sebagai pembanding,” ujarnya.
Respon positif pun datang dari masyarakat. Ketua FKPM Katangka, Husaen, menyebut program ini sebagai langkah cerdas menyatukan pandangan aparat dengan warga.
“Saya apresiasi kegiatan Abbulo Sibatang, karena merupakan produk lokal yang sangat cocok digunakan di wilayah kita. Ia menyatukan polisi dan masyarakat,” ungkapnya.
Husaen bahkan berharap ada program lanjutan seperti “Polisi Menyapa” atau “Safari ke Masjid” agar pendekatan humanis kepolisian bisa lebih merata menjangkau semua kalangan.
Lebih dari sekadar acara, kegiatan ini menegaskan bahwa keamanan dan ketertiban tak selalu lahir dari aturan kaku. Kadang, solusi justru hadir lewat ruang sederhana: duduk bersama, berbicara dari hati ke hati, dan mencari jalan keluar secara kolektif.Seperti batang pohon yang kokoh karena seratnya saling mengikat, demikianlah semangat Abbulo Sibatang. Sebuah pesan bahwa polisi dan masyarakat adalah satu tubuh, yang hanya bisa kuat bila berdiri bersama. (*/Andi Adi/Masykur Thahir)