Menjaga Natal dan Tahun Baru: Negara Mengatur Ulang Keamanan di Sulawesi Selatan

POLRI249 Dilihat

Keterangan Gambar :

Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro memimpin Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Tahun 2025 bersama unsur Forkopimda dan instansi terkait di Hotel Harper Makassar, Rabu (17/12/2025), sebagai bagian dari persiapan Operasi Lilin-2025 untuk pengamanan Natal dan Tahun Baru.


Laporan : Musafir

Editor : Masykur Thahir


MAKASSAR – Akhir tahun selalu menjadi ujian berulang bagi negara. Mobilitas meningkat, ruang publik menegang, dan ruang ibadah menjadi titik temu harapan sekaligus kerentanan. Natal dan Tahun Baru bukan sekadar perayaan, melainkan momentum sosial yang menuntut kehadiran negara secara terukur—cukup kuat untuk menjamin rasa aman, namun tidak berlebihan hingga terasa menekan.

Di Sulawesi Selatan, ujian itu mulai direspons jauh sebelum kalender berganti. Rabu, 17 Desember 2025, di sebuah ruang pertemuan Hotel Harper Makassar, negara menata ulang cara kerjanya. Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro memimpin Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Tahun 2025—forum yang menjadi fondasi kebijakan pengamanan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 melalui Operasi Kepolisian Terpusat Lilin-2025.

Rakor ini bukan sekadar agenda administratif. Ia adalah penanda bahwa keamanan akhir tahun tidak lagi dipahami sebagai tugas tunggal kepolisian, melainkan kerja kolektif lintas institusi, lintas kewenangan, dan lintas kepentingan.


Dari Operasi ke Tata Kelola Keamanan

Forum tersebut mempertemukan unsur Forkopimda Sulawesi Selatan, jajaran Polda, TNI, pemerintah daerah, serta instansi terkait lainnya. Di meja yang sama, mereka menyatukan persepsi, membagi peran, dan merumuskan pola kerja yang diharapkan mampu meredam potensi gangguan keamanan di tengah tingginya aktivitas masyarakat.

Pendekatan ini menandai pergeseran penting: pengamanan Natal dan Tahun Baru tidak lagi semata dimaknai sebagai operasi lapangan, tetapi sebagai tata kelola keamanan publik. Negara hadir bukan hanya melalui patroli dan pos penjagaan, melainkan melalui koordinasi yang rapi dan perencanaan berbasis risiko.

Kapolda Sulsel menekankan bahwa tantangan kamtibmas—baik yang bersifat nasional maupun lokal—hanya dapat dihadapi melalui sinergi. Tidak ada satu institusi pun yang dapat bekerja sendiri di tengah kompleksitas akhir tahun.


Operasi Lilin-2025: Kerja Panjang Negara

Dalam kerangka itulah Operasi Lilin-2025 digelar. Operasi ini akan berlangsung selama 14 hari, mulai 20 Desember 2025 hingga 2 Januari 2026. Rentang waktu yang tampak singkat, namun sarat kepentingan: melindungi ibadah, mengamankan mobilitas, dan menjaga stabilitas sosial di penghujung tahun.

Sebanyak 3.981 personel gabungan disiagakan. Mereka terdiri atas 2.106 personel Polda Sulsel dan jajaran, serta 1.875 personel dari TNI dan instansi terkait. Angka tersebut mencerminkan skala kehadiran negara yang cukup besar, sekaligus upaya untuk memastikan pengamanan tidak bersifat simbolik.


Mengamankan Ruang Ibadah dan Ruang Publik

Pengamanan difokuskan pada titik-titik yang memiliki nilai sosial dan simbolik tinggi. Sebanyak 720 gereja prioritas menjadi perhatian utama, bersama 98 lokasi perayaan Tahun Baru yang tersebar di berbagai wilayah Sulawesi Selatan.

Untuk mendukung pengamanan di lapangan, disiapkan 94 pos yang terdiri atas 48 Pos Pengamanan, 21 Pos Pelayanan, dan 25 Pos Terpadu. Pos-pos ini tidak hanya berfungsi sebagai titik penjagaan, tetapi juga sebagai pusat pelayanan publik, respons cepat, dan koordinasi lintas instansi.

Fokus pada gereja dan ruang perayaan menegaskan satu prinsip kebijakan: negara wajib menjamin kebebasan beribadah dan hak masyarakat untuk merayakan pergantian tahun tanpa rasa takut.


Keamanan sebagai Kerja Bersama

Namun, negara juga menyadari keterbatasannya. Aparat tidak mungkin hadir di setiap sudut ruang sosial tanpa dukungan masyarakat. Karena itu, Kapolda Sulsel menekankan pentingnya peran tokoh agama, tokoh masyarakat, dan partisipasi warga dalam menjaga lingkungan masing-masing.

Dalam pendekatan ini, masyarakat tidak ditempatkan sebagai objek pengamanan, melainkan sebagai subjek yang ikut bertanggung jawab. Keamanan tidak dipaksakan dari atas, tetapi dibangun bersama dari bawah.


Menutup Tahun dengan Ukuran yang Tepat

Menjaga Natal dan Tahun Baru, pada akhirnya, bukan soal berapa banyak personel yang diturunkan atau berapa pos yang didirikan. Ia adalah soal ukuran: seberapa tepat negara hadir, seberapa rapi koordinasi dijalankan, dan seberapa besar rasa aman yang benar-benar dirasakan masyarakat.

Melalui Operasi Lilin-2025, negara di Sulawesi Selatan mencoba menjawab itu semua. Bekerja dalam diam, mengatur ulang keamanan, agar akhir tahun dapat dilalui tanpa kegaduhan—dan awal tahun dapat disambut dengan rasa tenang. (Sumber rilis : Humas Polda Sulsel)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *