Membentuk Pemimpin di Garis Sunyi: Ikhtiar Biro SDM Polda Sulsel Menatah Karakter Kapolsek Humanis

POLRI546 Dilihat

Keterangan Gambar :

Para Kapolsek dari empat wilayah—Bone, Wajo, Soppeng, dan Sinjai—mengikuti Bimbingan Teknis Kepemimpinan di Aula Polres Bone. Mereka menyimak materi tentang pelayanan humanis dan strategi kepemimpinan modern sebagai upaya membangun Polsek yang dekat dan dicintai masyarakat.


Di Watampone, Para Kepala Kepolisian Sektor Menghimpun Pelajaran Menjadi Pemimpin yang Mendengar, Mengayomi, dan Dicintai


Laporan : Sabri

Ketika Para Pemimpin Memutuskan untuk Belajar Kembali


MAKASSAR – Di siang yang teduh itu, Aula Polres Bone berubah menjadi ruang permenungan. Kursi-kursi merah tersusun rapi, menampung 59 Kapolsek dari empat kabupaten. Ada yang duduk tegap, ada yang menunduk mencatat, ada pula yang menyimak dengan pandangan yang jauh—seolah memorinya sedang memutar ulang perjalanan panjang dalam memimpin.

Siang itu, di bawah cahaya lampu putih yang memantul di langit-langit berpanel, Biro SDM Polda Sulsel membuka sebuah sesi belajar yang jarang terjadi: Bimbingan Teknis Kepemimpinan Kapolsek, ruang untuk menguji ulang keyakinan, menata ulang cara memimpin, dan menyelami ulang apa arti hadir bagi masyarakat.


Gelombang Kecil dari Sebuah Ruang Besar

Di panggung sederhana itu, dua meja disatukan, dilapisi kain krem pucat. Tidak megah, tidak berlebihan. Namun justru dari kesederhanaan itu, mengalir pesan yang jauh lebih penting: pemimpin yang baik tidak pernah berhenti belajar.

Kompol Akhmad Rivandy, Kasubbagmutjab Biro SDM, berdiri sebagai pembuka jalan. Ia tidak hanya menyampaikan sambutan; ia meletakkan sebuah kerangka berpikir—bahwa Kapolsek bukan sekadar pangkat, melainkan sosok teladan, figur yang dilihat setiap hari oleh warganya, tempat orang mengetuk pintu terakhir saat semua pintu lain tertutup.

“Kapolsek harus menjadi role model yang hadir dengan integritas, cinta, dan pelayanan terbaik,” ujarnya, suaranya tenang namun menancap.

Di ruangan itu, para Kapolsek mendengarkan seperti murid-murid yang bertemu gurunya. Dan barangkali, pada momen itulah kesadaran kecil mulai tumbuh: kepemimpinan bukan hanya soal kewenangan, melainkan soal menjadi manusia yang lebih baik.


Pelajaran dari Ujung Loe: Ketika Polsek Disulap Menjadi Rumah

Lalu tibalah sesi yang paling banyak ditunggu: cerita dari Iptu Rudi Adri Purwanto, Kapolsek Ujung Loe, lelaki yang viral di media sosial bukan karena menangkap pelaku kriminal, tetapi karena cara ia memperlakukan masyarakatnya.

Dan kisah itu bermula dari satu keputusan sederhana:
bahwa Polsek harus lebih manusiawi daripada kantor birokrasi biasanya.

Rudi menata ulang kantornya menjadi ruang yang ramah, tempat warga datang tanpa canggung. Ia membuka pintu selebar-lebarnya, bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara emosional.

“Polsek kami jadikan rumah. Ada warga datang hanya untuk berbincang, bertukar ide. Kami ingin polisi hadir tanpa jarak,” ucapnya.

Ia membiarkan anak-anak sekolah menggunakan ruang Polsek sebagai tempat belajar kreatif, meruntuhkan batas psikologis antara aparat dan generasi muda. Di tangannya, Polsek tidak lagi sekadar tempat laporan kehilangan, melainkan ruang silaturahmi—ruang di mana polisi kembali dipahami sebagai sahabat, bukan sekadar penegak aturan.

Seorang peserta mencatat kalimat itu perlahan, mungkin karena tahu: begitulah seharusnya pemimpin di era baru bekerja—dengan hati, bukan hanya instruksi.


Di Tengah Tantangan, Harapan Masih Bisa Ditumbuhkan

Bimtek ini bukan yang pertama. Ia melanjutkan rangkaian kegiatan yang sebelumnya digelar di Palopo dan Parepare. Dan setelah Bone, rombongan pengetahuan ini akan bergerak ke Makassar.

Seperti gelombang kecil yang membentur karang, pelan tapi pasti ia mengubah bentuk pantai. Demikian pula Bimtek ini—barangkali hari ini hanya pembekalan, namun esok ia bisa tumbuh menjadi perubahan lingkungan kerja, budaya melayani, bahkan cara masyarakat memandang polisi.

Biro SDM Polda Sulsel seakan ingin mengatakan:
Kepemimpinan bukan sesuatu yang final. Ia harus ditempa terus-menerus.

Dan para Kapolsek yang duduk di ruangan itu, dengan segala pengalaman lapangan yang mereka punya, hari itu memutuskan untuk menjadi murid kembali. (Sumber: Humas Polda Sulsel)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *