Home / TNI / Ketika Pagi Menyapa Biccuing: Harmoni Gotong Royong Menghidupkan Kembali Saluran Kayangan

Ketika Pagi Menyapa Biccuing: Harmoni Gotong Royong Menghidupkan Kembali Saluran Kayangan

Keterangan Gambar:

Personel Koramil 1423-01/Lalabata bersama para guru dan murid SD Biccuing membersihkan saluran air di sepanjang Jalan Kayangan, Kelurahan Botto, Kecamatan Lalabata, Soppeng, dalam kegiatan karya bakti yang berlangsung pada Kamis (13/11/2025).


SOPPENG – Pagi baru saja merekah di langit Jalan Kayangan ketika jarum jam menunjuk pukul 07.40 Wita. Di depan gerbang SD Biccuing, Kelurahan Botto, Kecamatan Lalabata, suasana berbeda terasa menyapa. Bukan hanya udara segar yang mengalir, tetapi juga semangat puluhan warga yang telah bersiap sejak matahari masih malu-malu. Tangan-tangan itu hendak bekerja, berlumur lumpur bila perlu, demi satu tujuan sederhana namun bermakna: menghidupkan kembali aliran air di saluran yang tersumbat.

Di pagi itulah, gotong royong kembali menunjukkan wajahnya—sebuah nilai lama yang tak lekang, terus tumbuh di tanah Soppeng.


Nafas Baru bagi Saluran Air

Kegiatan Karya Bakti Pembersihan Saluran Air yang digelar pada Kamis (13/11/2025) bukan hanya rutinitas kerja bakti. Ia adalah wujud komitmen kolektif warga, simbol kesadaran bahwa lingkungan adalah rumah bersama. Personel Koramil 1423-01/Lalabata turun langsung, bersanding dengan para guru, tokoh masyarakat, dan murid-murid SD Biccuing yang bersemangat mengikuti kegiatan ini.

Sasaran mereka jelas: saluran air sepanjang 100 meter yang kian tertutup endapan dan rumput liar. Dalam sudut pandang warga Soppeng, saluran air yang bersih bukan sekadar kebutuhan, tetapi cermin kesehatan komunitas. Dengan membersihkannya, mereka sekaligus menanamkan nilai penting bagi anak-anak—bahwa bumi yang bersih adalah tanggung jawab setiap generasi.


Simfoni Sapu, Sekop, dan Tawa Anak-Anak

Dalam cahaya matahari yang makin hangat, suara sekop beradu dengan tanah, gerakan sapu yang ritmis, dan tawa riang murid-murid berpadu menjadi harmoni yang jarang terdengar di hari-hari biasa. Personel Koramil mengarahkan dengan sabar, para guru memberi contoh, dan anak-anak mengikuti dengan rasa bangga.

Dua jam lebih mereka bekerja. Setiap gumpalan lumpur yang diangkat terasa seperti membuka jalan baru bagi aliran kehidupan. Ketika jam menunjukkan pukul 09.45 Wita, wajah-wajah lelah berubah menjadi senyum lega. Saluran air kembali bersih, air mengalir lancar tanpa hambatan, seolah menyanyikan syukur atas uluran tangan-tangan yang peduli.


Jejak Harapan di Tanah Biccuing

Kegiatan hari itu ditutup dalam suasana aman dan penuh keakraban. Namun yang tertinggal bukan hanya saluran air yang bersih, melainkan rasa memiliki yang lebih kuat terhadap lingkungan. Ada kesadaran yang tumbuh, bahwa menjaga kebersihan bukan sekadar tugas, tetapi bagian dari identitas masyarakat Soppeng.

Dalam kerja bakti yang sederhana itu, lahir secercah harapan: bahwa semangat gotong royong akan terus mengalir, menginspirasi komunitas lain di Soppeng dan sekitarnya. Dari saluran air yang kembali bersih, tumbuh keyakinan bahwa setiap langkah kecil merawat bumi adalah warisan besar bagi generasi mendatang. */Andi Okkeng)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *