Di Ruas Jalan yang Sempit, Keselamatan Diuji

POLANTAS18 Dilihat

Keterangan Gambar :

Petugas Sat Lantas Polres Wajo mengatur arus kendaraan di Jalan Poros Sengkang–Siwa, Kecamatan Sajoanging, Kabupaten Wajo, yang mengalami penyempitan akibat pengerjaan irigasi, menjelang arus libur Natal dan Tahun Baru.


Laporan : Sabri


Jalan poros Sengkang–Siwa siang itu tak menawarkan dramatika. Tak ada kemacetan panjang. Tak pula sirene meraung. Hanya debu yang naik perlahan, kendaraan melaju tertahan, dan badan jalan yang menyempit oleh pekerjaan irigasi yang belum usai. Namun justru di situ, risiko kerap bersembunyi—dalam kecepatan yang tak dikurangi, dalam jarak yang terlalu rapat.

Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, ruas jalan ini kembali menjadi urat nadi pergerakan warga. Volume kendaraan meningkat, sementara ruang bergerak justru berkurang. Di tengah kondisi itu, Satuan Lalu Lintas Polres Wajo melakukan patroli pada Rabu, 17 Desember 2025. Bukan untuk menindak, melainkan membaca keadaan.

Petugas berhenti di titik-titik tertentu. Mereka mengamati, mengatur arus secara situasional, dan menempatkan penanda sementara. Tak banyak kata diucapkan. Bahasa yang digunakan adalah gestur tangan, peluit pendek, dan cone oranye yang dipindahkan beberapa meter—cukup untuk mengingatkan bahwa jalan ini sedang tidak dalam kondisi ideal.


Ruang yang Menyusut

Pengerjaan saluran irigasi di sepanjang jalur ini membawa manfaat jangka panjang. Air akan mengalir lebih tertata, sawah-sawah terairi dengan lebih baik. Namun dalam waktu bersamaan, proyek itu menyisakan konsekuensi langsung: penyempitan badan jalan dan perlambatan arus kendaraan.

Di titik-titik seperti inilah keselamatan diuji. Bukan oleh kondisi ekstrem, melainkan oleh rutinitas. Pengendara yang merasa terbiasa sering kali lupa bahwa situasi telah berubah. Jalan yang kemarin lapang, hari ini menuntut kewaspadaan lebih.


Kerja Sunyi Aparat

Patroli lalu lintas jarang menjadi sorotan. Ia tak menghasilkan angka spektakuler, tak pula foto dramatis. Namun fungsinya justru terletak pada pencegahan—pada kemungkinan buruk yang tidak pernah terjadi.

Di bawah koordinasi Satuan Lalu Lintas Polres Wajo, pengaturan dilakukan secara adaptif. Rambu peringatan dipastikan terlihat. Arus kendaraan diarahkan agar tetap bergerak, meski perlahan. Keselamatan dikelola sebagai proses, bukan reaksi.


Jalan dan Kesadaran

Di jalan yang menyempit, tanggung jawab tak sepenuhnya berada di tangan petugas. Ia juga ada pada setiap pengendara yang memilih untuk mengurangi kecepatan, memberi jarak, dan membaca tanda-tanda di sekitarnya.

Libur panjang kerap menggoda orang untuk bergegas. Padahal, tak semua perjalanan menuntut kecepatan. Sebagian hanya menuntut kehati-hatian.

Di ruas Sengkang–Siwa, siang itu, negara hadir tanpa banyak suara. Ia hadir dalam bentuk pengaturan sederhana—agar semua yang melintas dapat sampai, tanpa peristiwa yang perlu dikenang. (Sumber rilis : Humas Polres Wajo)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *