Keterangan Foto:
Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Danang Wicaksana Sulistya, menyampaikan pandangannya dalam sebuah rapat kerja, mendorong optimalisasi kawasan transmigrasi sebagai lumbung pangan nasional dan pusat ekonomi baru.
Danang Wicaksana Menyulut Asa Baru Kawasan Transmigrasi
SEMARANG — Di ruang rapat yang hening, suara Danang Wicaksana Sulistya terdengar mantap, seolah menegaskan bahwa masa depan pangan Indonesia tak hanya ditentukan oleh sawah-sawah tua di Pulau Jawa. Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Partai Gerindra itu mengarahkan pandangannya jauh ke kawasan transmigrasi—wilayah-wilayah yang selama ini sunyi, namun menyimpan potensi besar sebagai lumbung pangan nasional dan pusat ekonomi baru.
Transmigrasi, menurut Danang, bukan lagi sekadar kisah perpindahan penduduk dari wilayah padat ke daerah jarang penghuni. Di balik itu, tersimpan strategi besar negara: membangun pemerataan ekonomi dan menumbuhkan pusat-pusat produksi baru di luar Jawa.
Lumbung Pangan yang Menunggu Digarap
Danang menilai kawasan transmigrasi memiliki bentangan lahan luas, tenaga kerja produktif, serta peluang pengembangan sektor pertanian dan agroindustri yang sangat menjanjikan. Jika dikelola secara modern dan terintegrasi, wilayah-wilayah ini bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional, tetapi juga menjadi basis produksi berorientasi ekspor.
“Kawasan transmigrasi dapat menjadi pusat produksi baru dan penggerak ekonomi daerah,” ujar Danang, Rabu (24/12/2025).
Infrastruktur hingga Akses Pasar
Namun potensi besar itu, kata Danang, memerlukan dukungan nyata pemerintah. Ia mendorong Kementerian Transmigrasi untuk memperkuat pembangunan infrastruktur, membuka akses permodalan, memperkenalkan teknologi pertanian modern, serta mempermudah jalur pemasaran hasil produksi transmigran.
Tanpa langkah konkret tersebut, kawasan transmigrasi akan tetap berjalan di tempat—menjadi wilayah pinggiran yang luput dari denyut pertumbuhan ekonomi nasional.
Kolaborasi sebagai Kunci
Lebih jauh, Danang menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor swasta. Sinergi lintas sektor dinilainya sebagai kunci agar kawasan transmigrasi benar-benar tumbuh sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan.
“Kawasan transmigrasi adalah aset bangsa yang harus diberdayakan,” tegasnya. (Ibnu Sultan)
