Home / Uncategorized / Menanam Disiplin, Menyemai Nasionalisme: Bhabinkamtibmas Hadir di Tengah Generasi Muda SMAN 7 Soppeng

Menanam Disiplin, Menyemai Nasionalisme: Bhabinkamtibmas Hadir di Tengah Generasi Muda SMAN 7 Soppeng


SOPPENG, SULSEL – Suasana Sabtu pagi di SMA Negeri 7 Soppeng berbeda dari biasanya. Aula sekolah yang biasanya dipenuhi canda tawa siswa, kali ini bergemuruh dengan semangat nasionalisme. Ratusan pelajar duduk rapi, menyimak setiap kata yang disampaikan seorang tamu istimewa—Bhabinkamtibmas Kelurahan Ujung dan Kelurahan Macanre, Aiptu Ali.

Kehadiran aparat kepolisian di tengah dunia pendidikan bukan sekadar simbol. Pada Diklat bertema “Membentuk Generasi Muda yang Tangguh, Disiplin, Berjiwa Nasionalis dan Cinta Tanah Air”, Aiptu Ali hadir membawa pesan: bahwa generasi muda adalah fondasi bangsa yang harus ditempa sejak dini dengan kedisiplinan, semangat kebangsaan, dan kepedulian sosial.

Dengan gaya tutur yang hangat, ia mengajak para pelajar untuk melihat disiplin bukan sebagai beban, melainkan sebagai bekal. Nasionalisme pun bukan sekadar jargon, tetapi sikap yang lahir dari kecintaan terhadap tanah air dan tanggung jawab menjaga lingkungannya.

“Generasi muda merupakan aset bangsa yang harus kita jaga, arahkan, dan bina agar memiliki semangat disiplin, tangguh, serta cinta tanah air. Melalui kegiatan seperti ini, Polri hadir untuk mendukung terbentuknya generasi yang berjiwa nasionalis sekaligus berperan aktif dalam menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungannya,” ujar Kapolres Soppeng, AKBP Aditya Pradana, S.I.K., M.I.K., melalui pesan yang disampaikan Aiptu Ali.

Para pelajar SMAN 7 Soppeng menyambut kegiatan ini dengan antusias. Sorot mata penuh semangat terpancar dari wajah-wajah muda yang sedang menata mimpi. Di antara mereka, tersimpan harapan lahirnya calon pemimpin masa depan yang tidak hanya berprestasi di bidang akademik, tetapi juga memiliki karakter kuat dan jiwa sosial yang peduli pada bangsa.

Diklat yang berlangsung pada 27 September 2025 ini menjadi lebih dari sekadar kegiatan rutin sekolah. Ia menjadi ruang perjumpaan nilai—antara disiplin dan kebebasan remaja, antara idealisme muda dan realitas kebangsaan.

Dan di balik itu semua, ada pesan sederhana namun mendalam: membentuk generasi tangguh bukanlah tugas satu pihak, melainkan tanggung jawab bersama. (*/Andy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *