Keterangan Gambar:
Personel Koramil 1423-05/Marioriwawo bersama warga bahu-membahu membersihkan saluran air di Kampung Bujung Cangkang, Soppeng. Potret sederhana ini menjadi wujud nyata kesetiaan TNI kepada rakyat, menjaga lingkungan sekaligus mempererat kebersamaan.
SOPPENG, SULSEL – Pagi itu, matahari baru saja naik di ufuk timur. Udara segar khas pedesaan Marioriwawo menyapa, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang masih berembun. Di Kampung Bujung Cangkang, Lingkungan Takalala, suasana berbeda tampak mengalir. Warga berduyun-duyun keluar rumah, sebagian membawa cangkul, karung, hingga sapu lidi. Di antara mereka, terlihat jajaran prajurit berseragam hijau dari Koramil 1423-05/Marioriwawo.
Namun, hari itu mereka tidak sedang menggelar latihan militer atau apel pasukan. Sebaliknya, mereka hadir untuk sesuatu yang lebih dekat dengan denyut kehidupan masyarakat: membersihkan saluran air sepanjang 50 meter yang kerap dipenuhi sampah organik maupun non-organik.
Kegiatan karya bakti ini dilaksanakan pada Senin (28/09/25), dan sejak awal sudah menggambarkan kehangatan yang jarang kita temui di tengah rutinitas. TNI dan masyarakat bekerja tanpa jarak, saling menyapa, saling membantu, dan bersama-sama memikul beban pekerjaan yang terasa lebih ringan bila dilakukan gotong royong.
Lebih dari Sekadar Membersihkan Saluran
Danramil 1423-05/Marioriwawo, Pelda Laenre, tampak sigap mengarahkan personelnya. Sesekali ia ikut mengangkat karung berisi sampah, tak segan kotor atau berkeringat.
“Melalui karya bakti ini, kami ingin menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,” ujarnya dengan napas teratur setelah selesai mengangkat timbunan sampah plastik.
Menurutnya, menjaga lingkungan bukan hanya urusan kebersihan semata, tetapi juga menyangkut kesehatan dan keselamatan bersama. Saluran air yang bersih akan mengurangi risiko banjir, mencegah berkembangnya nyamuk penyebar penyakit, sekaligus membuat lingkungan terasa lebih nyaman.
“Ini bagian dari kepedulian TNI kepada masyarakat, sekaligus mempererat hubungan silaturahmi. TNI tidak bisa jauh dari rakyat, karena sesungguhnya TNI lahir dari rakyat,” tegasnya.
Kegiatan ini sekaligus menunjukkan bahwa semangat kebersamaan tidak pernah lekang oleh waktu. Meski dunia kian modern, budaya gotong royong yang diwariskan leluhur tetap relevan dan menjadi kekuatan bangsa.
Tawa Anak-Anak, Semangat Orang Tua
Di sela kerja bakti, suasana tak pernah sepi. Anak-anak kampung ikut berlarian, kadang memungut botol plastik kecil lalu menyerahkannya ke tumpukan sampah. Seorang ibu rumah tangga tampak cekatan menyapu dedaunan, sementara bapak-bapak mengangkat batu dan mengorek tanah agar aliran air kembali lancar.
“Kalau kita kerja sendiri, pasti berat. Tapi kalau bersama-sama begini, rasanya lebih ringan, bahkan menyenangkan,” kata H. Daeng Taba, seorang warga yang ikut turun tangan.
Ia mengaku kegiatan ini juga memberi ruang untuk mempererat hubungan antarwarga.
“Sambil kerja, kita bisa bercanda, bisa bertukar kabar. Jadi, manfaatnya bukan hanya saluran bersih, tapi juga hati yang makin dekat,” tambahnya.
Suasana itu memperlihatkan wajah sejati masyarakat desa: sederhana, hangat, dan penuh persaudaraan. Di hadapan pemandangan seperti ini, batas antara prajurit berseragam dan warga sipil seolah lenyap. Yang ada hanyalah manusia-manusia yang bekerja untuk tujuan bersama.
Menjaga Warisan Gotong Royong
Soppeng, tanah Bugis yang terkenal dengan kearifan lokalnya, menyimpan tradisi kuat dalam menjaga kebersamaan. Nilai sipakatau (saling memanusiakan) dan sipakainge (saling mengingatkan) menjadi fondasi kehidupan sosial. Karya bakti yang digelar hari itu seakan mempertegas warisan nilai tersebut.
Gotong royong bukan hanya cara untuk menyelesaikan pekerjaan, tetapi juga sarana memperkuat ikatan sosial. Dalam budaya Bugis, membersihkan saluran air bahkan bisa dimaknai sebagai membersihkan “jalan hidup” bersama agar tetap lancar, bebas hambatan, dan memberi manfaat untuk semua.
Seorang tokoh masyarakat setempat, Andi Baso, menuturkan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting untuk terus digalakkan. “Kalau saluran mampet, kita semua yang merasakan dampaknya. Air bisa meluap, sawah terendam, bahkan rumah bisa kebanjiran. Tapi kalau kita kompak membersihkan, manfaatnya kita semua yang nikmati. Harapan kami, kegiatan ini bisa jadi agenda rutin,” ucapnya.
Lebih dari Pekerjaan Fisik
Meski terlihat sederhana, karya bakti ini sesungguhnya mengandung makna yang dalam. Ia bukan sekadar kegiatan fisik, melainkan simbol kepedulian, kebersamaan, dan solidaritas. Setiap ayunan cangkul dan setiap sampah yang dipungut adalah wujud nyata dari tanggung jawab bersama terhadap lingkungan.
Ketika prajurit TNI dan warga berdiri berdampingan, bekerja dengan tujuan yang sama, pesan yang tersampaikan begitu jelas: sinergi adalah kunci. Tidak ada tantangan yang terlalu berat bila dihadapi bersama, termasuk menjaga kebersihan lingkungan yang sering kali dianggap sepele.
Lingkungan Bersih, Hati Pun Lega
Menjelang siang, hasil kerja bakti mulai terlihat nyata. Saluran air yang sebelumnya penuh sampah kini tampak bersih, air pun mengalir dengan lancar. Tumpukan sampah yang telah dikumpulkan siap diangkut ke tempat pembuangan.
Rasa lelah tampak di wajah para peserta, namun senyum puas lebih mendominasi. Ada kepuasan tersendiri ketika melihat hasil kerja bersama.
“Badan boleh capek, tapi hati senang. Apalagi kita kerja bersama-sama dengan bapak TNI,” kata seorang ibu sambil menepuk pundak prajurit yang berdiri di sebelahnya.
Kegiatan berakhir dengan suasana penuh keakraban. Warga dan personel Koramil 1423-05/Marioriwawo saling bersalaman, menegaskan kembali ikatan persaudaraan yang kian erat.
Epilog: Karya yang Menyimpan Makna
Karya bakti ini memang hanya berlangsung sehari. Namun, maknanya jauh melampaui waktu. Ia menjadi pengingat bahwa lingkungan yang bersih adalah hasil kerja bersama, bukan tanggung jawab segelintir orang. Lebih dari itu, ia menunjukkan bahwa TNI dan masyarakat bukan dua entitas terpisah, melainkan bagian dari satu tubuh yang sama.
Di saluran air yang kembali lancar itu, tersimpan sebuah pesan: ketika kebersamaan dijaga, kehidupan pun mengalir indah, seperti air yang menyejukkan dan memberi manfaat bagi semua. (Syukur)