Di Bawah Langit Ganra: Pawai Santri, Gerak Senyap Polisi, dan Pagi yang Dikawal Ketertiban

PENDIDIKAN79 Dilihat

Keterangan Gambar :

Mobil patroli Polsek Ganra dan personel pengamanan berjaga di depan gerbang utama Ponpes Pergis Ganra, memastikan rute pawai Porseni MTs 2025/2026 berjalan lancar tanpa gangguan.


Pagi yang Menyimpan Banyak Langkah

GANRA, SOPPENG — Di halaman Pondok Pesantren Pergis Ganra, pagi itu seperti punya denyut tersendiri. Udara masih basah oleh embun, sementara ratusan peserta didik MTs tampak memadati pelataran, mengenakan seragam olahraga bernomor yang berkibar kecil dihembus angin.

Tetapi di balik keceriaan itu, ada ritme lain yang tak kalah teratur: langkah-langkah personel kepolisian yang sejak dini hari sudah memetakan rute, memeriksa titik rawan, dan bersiap mengawal Pawai Olahraga pembuka Porseni Tahun Pelajaran 2025/2026.

Sebuah pawai yang tampak sederhana, namun menyimpan banyak kerja senyap agar semuanya berjalan tanpa cela.


Mengurai Rute, Mengurai Risiko

Rute pawai yang tampak singkat bagi para siswa, bagi aparat memiliki daftar potensi gangguan yang harus dijinakkan.
Mulai dari simpang Jalan Pendidikan, dimana kendaraan kerap mengebut tanpa ampun; persis di depan Kantor Desa Ganra yang rawan kerumunan mendadak; hingga persimpangan Warkop Jide yang selalu hidup, bahkan pada pagi hari.

Polisi tidak hanya berdiri. Mereka mengukur arus, mencermati pola, mengatur ritme.
Di titik tertentu, seorang personel tampak mengamati jalur dari balik kaca mobil patroli, memastikan tidak ada kendaraan besar yang lolos tanpa terpantau.

Rute pawai yang dilewati peserta:

  • Halaman Ponpes Pergis Ganra
  • Poros Jalan Pendidikan – depan Kantor Desa Ganra
  • Samping Masjid Taqwa
  • Depan Kantor Kecamatan dan KUA Ganra
  • Pertigaan Warkop Jide
  • Arah barat menuju samping Kantor Desa Ganra
  • Gerbang Ponpes Pergis Ganra
  • Finish kembali di halaman pesantren

Untuk masyarakat, rute ini sekadar lintasan biasa. Bagi polisi, ini adalah jalur operasi.


Di Balik Pawai, Ada Manajemen Risiko

Pawai dilepas oleh Kepala Madrasah Kaharuddin, S.Pd.I., M.Pd.I., yang seolah menjadi kompas moral acara pagi itu. Namun di sekelilingnya, mata-mata waspada aparat mulai menghitung kemungkinan—anak-anak yang bersemangat berlari meninggalkan barisan, kendaraan yang tiba-tiba muncul dari tikungan, atau pejalan kaki yang menerobos jalur.

Kapolres Soppeng AKBP Aditya Pradana, S.I.K., M.I.K. sebelumnya telah mengeluarkan perintah jelas:
“Kelola kerawanan, amankan rute, jangan biarkan satu celah pun yang mengganggu kegiatan masyarakat, terlebih anak-anak.”

Instruksi itu diterjemahkan Polsek Ganra menjadi kerja teknis:

  • Personel Pamka disebar pada titik-titik krusial,
  • Personel Pamtup menjaga barisan,
  • Patroli berputar memotong jalur kendaraan,
  • Laporan real-time dipegang oleh unit pengendali.

Hasilnya, pawai berjalan mulus. Tetapi setiap kelancaran selalu dibangun oleh kerja panjang yang tak terlihat.


Ketika Hiruk Pikuk Mereda

Ketika barisan terakhir memasuki kembali gerbang pesantren, langit sudah sedikit lebih tinggi. Lampu rotator mobil patroli mulai diredupkan. Jalanan yang sempat ditata ulang perlahan kembali pada denyut aslinya.

Namun ada sesuatu yang tersisa:
jejak kerja yang tak diumumkan, kehati-hatian yang tak pernah disorakkan, dan kepastian bahwa pawai ini selesai tanpa satu pun kendala.

Kegiatan berakhir aman, tertib, dan kondusif—sebuah kesimpulan pendek yang menutupi rangkaian panjang penjaminan keamanan di baliknya. (*/Syamsuddin Andy)