Keterangan Gambar:
Petugas kepolisian bersama aparat desa dan warga Desa Botto berdiskusi di sekitar lokasi kejadian, menghimpun keterangan saksi dan melakukan koordinasi penanganan peristiwa meninggalnya seorang nelayan yang ditemukan di aliran sungai Kecamatan Takkalalla, Kabupaten Wajo.
Laporan : Sabri.
WAJO — Pagi baru saja membuka matanya ketika sungai di Desa Botto, Kecamatan Takkalalla, menyimpan cerita pilu. Di antara riak air yang mengalir tenang, sesosok tubuh renta ditemukan tersangkut pada ranting kayu. Ia adalah Panna bin Beddu (68), nelayan yang sepanjang hidupnya bersahabat dengan air, namun pada Kamis (18/12/2025) dini hari justru kehilangan nyawanya di sana.
Kepergian Panna tak hanya meninggalkan duka bagi keluarga, tetapi juga kesunyian di dermaga kecil tempat ia biasa menambatkan perahu.
Perjalanan Terakhir Seorang Nelayan
Sekitar pukul 02.00 Wita, Baha, sesama nelayan, dalam perjalanan pulang dari laut. Di bawah cahaya temaram malam, pandangannya tertuju pada sebuah perahu di tepi sungai. Mesin perahu itu diam sejenak, lalu kembali berdengung pelan. Namun satu hal terasa janggal—tak ada seorang pun di atasnya.
Perahu itu milik Panna.
Perasaan tak enak segera menyergap. Baha memilih tak tinggal diam. Ia menyampaikan temuannya kepada Aswan, keponakan korban. Bersama Ikbal, mereka menyusuri sungai dengan harapan menemukan sang paman dalam keadaan selamat.
Mesin Menyala, Harapan Meredup
Harapan itu perlahan meredup saat mereka tiba di lokasi. Perahu Panna masih berada di sana, mesin tetap menyala seolah menunggu tuannya kembali. Namun Panna tak kunjung terlihat.
Kekhawatiran berubah menjadi kepanikan. Aswan dan Ikbal bergegas kembali ke kampung, mengajak warga untuk bersama-sama menyisir sungai. Malam itu, doa-doa lirih mengiringi pencarian.
Ditemukan, Namun Tak Lagi Bernyawa
Sekitar dua jam kemudian, pencarian berakhir dengan kabar yang tak diharapkan. Tubuh Panna ditemukan sekitar 1,5 kilometer dari lokasi awal perahu. Ia tersangkut pada ranting kayu yang hanyut di aliran sungai, dalam kondisi tak bernyawa.
Isak tangis pecah. Sungai yang selama puluhan tahun menjadi sumber penghidupan, pagi itu menjadi saksi perpisahan terakhir.
Dugaan Kecelakaan di Tengah Gelap Malam
Kapolsek Takkalalla, AKP Mursalim, S.Sos, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara dan keterangan saksi, korban diduga mengalami kecelakaan perahu.
“Korban diduga terjatuh dari perahunya. Saat perahu ditemukan, mesin masih menyala. Selain itu, terdapat kerusakan di bagian tengah pinggir perahu yang memungkinkan adanya benturan dengan perahu nelayan lain,” ujar Kapolsek.
Personel Polsek Takkalalla langsung mendatangi lokasi, membantu proses evakuasi, mendata saksi-saksi, serta berkoordinasi dengan pihak Puskesmas untuk pemeriksaan luar terhadap jenazah korban.
Duka yang Menjadi Pengingat
Pihak kepolisian juga berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas dan pemerintah desa untuk mendampingi keluarga korban hingga proses pemakaman.
Peristiwa ini menjadi pengingat sunyi akan risiko yang setiap hari dihadapi para nelayan. Dalam gelap malam dan arus yang tak selalu bersahabat, keselamatan kerap menjadi taruhan.
“Kami mengimbau para nelayan agar lebih berhati-hati dan mengutamakan keselamatan, khususnya saat melaut pada malam hari,” tutup Kapolsek.
