Keterangan Gambar
Aparat gabungan membersihkan sampah dan saluran air di sekitar Pasar Ganra, Desa Ganra, Kecamatan Ganra, Kabupaten Soppeng, dalam kegiatan karya bakti, Selasa (16/12/2025). (Foto: Pendim 1423 Soppeng)
Penulis : Alimuddin
Pasar Ganra dan Pekerjaan yang Tak Pernah Selesai
Setiap kali sapu turun di Pasar Ganra, yang dibersihkan bukan hanya sampah, tetapi juga ingatan kolektif tentang masalah yang terus berulang. Selasa pagi itu, (6/12/2025) aparat TNI, Polri, dan pemerintah desa kembali menggelar karya bakti. Pasar tampak lebih rapi. Namun pertanyaan lama tetap menggantung: mengapa kebersihan selalu harus menunggu kegiatan seremonial?
Kerja Bersama di Ruang Publik
Sejak pukul 08.00 Wita, aparat gabungan menyisir kawasan Pasar Ganra, Desa Ganra, Kabupaten Soppeng. Area sekitar 200 meter persegi dibersihkan. Sampah plastik dikumpulkan, drainase dilancarkan, dan sejumlah genangan air ditimbun.
Kegiatan ini melibatkan Camat Ganra beserta jajaran, Komandan Pos Ramil, Kapolsek, serta aparat desa. Seluruh rangkaian berlangsung tertib dan berakhir pada pukul 11.21 Wita.
Karya Bakti sebagai Respons, Bukan Sistem
Karya bakti menjadi respons cepat atas persoalan kebersihan pasar. Ia penting dan patut diapresiasi. Namun dalam jangka panjang, pendekatan ini memiliki keterbatasan.
Kebersihan pasar adalah pekerjaan rutin, bukan peristiwa. Ketika sampah menumpuk hingga perlu kerja bakti massal, hal itu mengindikasikan adanya celah dalam pengelolaan harian—baik dari sisi sarana, jadwal pemeliharaan, maupun pengawasan.
Pasar Rakyat dan Tantangan Tata Kelola
Pasar rakyat merupakan ruang publik dengan intensitas aktivitas tinggi. Tanpa sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan, persoalan kebersihan akan terus berulang, siapa pun yang bertugas.
Dalam konteks ini, karya bakti lebih tepat dibaca sebagai pengingat: bahwa pengelolaan pasar membutuhkan mekanisme tetap, bukan ketergantungan pada momentum kegiatan bersama.
Antara Kepedulian dan Keberlanjutan
Kehadiran lintas institusi menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan kesehatan warga. Namun keberlanjutan menjadi kunci. Pasar yang bersih hari ini belum tentu bersih esok hari tanpa penguatan sistem pendukung.
Kebijakan kecil yang konsisten—pengangkutan sampah terjadwal, perawatan drainase berkala, serta edukasi pedagang—sering kali lebih menentukan daripada kegiatan besar yang bersifat insidental.
Pasar Gabra Kembali Tertata
Siang itu, Pasar Ganra kembali tertata. Sampah telah diangkut, air mengalir lebih lancar. Karya bakti selesai. Tetapi pekerjaan menjaga kebersihan belum tentu ikut selesai.
Pasar tidak membutuhkan perhatian sesekali. Ia membutuhkan pengelolaan yang hadir setiap hari—sunyi, rutin, dan tak perlu seremoni. (Sumber rilis : Pendim 1423 Soppeng)
