Dari Jalan Tani hingga Kampung KB: Desa Soga Menjahit Pembangunan dari Pinggiran

INOVASI DESA98 Dilihat

Keterangan Foto:
Sekretaris Desa Soga, Muhammad Yulis, saat ditemui di ruang kerjanya, membahas progres pembangunan dan keberhasilan Desa Soga sebagai Kampung Keluarga Berencana.


Laporan: Syukur Mariorante Katalawala


SOPPENG – Di sebuah ruang kerja sederhana, secangkir kopi yang mulai mendingin menjadi saksi bagaimana Desa Soga menenun cerita pembangunannya. Pemekaran dari Desa Barae ini perlahan menjelma menjadi desa yang merajut harapan dari dusun ke dusun—menyatukan jalan, keluarga, dan masa depan warganya dalam satu arah pembangunan yang terencana.

Dengan luas wilayah sekitar 22 kilometer persegi, Desa Soga dihuni 1.426 jiwa dalam 497 kepala keluarga yang tersebar di tiga dusun: Bellalao, Pallawa, dan Tonrong. Di balik angka-angka itu, tersimpan ikhtiar panjang pemerintah desa untuk memastikan pembangunan tidak berhenti di pusat desa, tetapi menyentuh seluruh pelos.

Jalan yang Menyambung Harapan

Sekretaris Desa Soga, Muhammad Yulis, yang ditemui di ruang kerjanya, Senin (29/12/2025), mengungkapkan bahwa pemerataan infrastruktur jalan menjadi prioritas utama desa.

“Ketiga dusun telah mendapatkan sentuhan pembangunan sesuai alokasi anggaran yang tersedia,” ujarnya.

Rinciannya, Dusun Pallawa memperoleh perintisan jalan sepanjang 400 meter. Dusun Bellalao menerima rabat beton sepanjang 130 meter. Sementara di Dusun Tonrong dilakukan pengerasan jalan sepanjang 24,5 meter.

Meski demikian, pemerintah desa masih menyimpan harap agar tahun depan alokasi anggaran serupa kembali mengalir, mengingat masih terdapat sejumlah jalan tani yang belum tersentuh pembangunan.

Menjadi Kampung KB: Mengelola Masa Depan Keluarga

Tak hanya mengukir pembangunan fisik, Desa Soga juga mencatatkan prestasi di bidang pembangunan manusia. Pemerintah Kabupaten Soppeng menetapkan Desa Soga sebagai Kampung Keluarga Berencana (KB)—sebuah pengakuan atas keseriusan desa dalam mengelola pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kualitas hidup keluarga.

Menurut Muhammad Yulis, program Kampung KB di Desa Soga menekankan pada perencanaan keluarga, perilaku hidup bersih dan sehat, serta penguatan ketahanan keluarga.

“Dua anak cukup, hidup bersih dan sehat—itu yang terus kami kampanyekan,” katanya.

Untuk menjaga keberlanjutan program, pemerintah desa secara rutin menghadirkan penyuluh dari Dinas Kesehatan serta mitra penyuluh keagamaan sebagai bagian dari pendekatan sosial dan spiritual kepada masyarakat.

Menjahit Desa dari Pinggiran

Bersama Kepala Desa Soga, Sumange, S.Pd., M.Pd., pemerintah desa terus menata pembangunan dengan semangat pemerataan—membangun bukan hanya jalan, tetapi juga kesadaran dan kualitas hidup warganya.

Dari rabat beton di Bellalao hingga Kampung KB yang menjadi teladan, Desa Soga hari ini tak lagi sekadar desa pemekaran. Ia tengah tumbuh sebagai desa yang merajut masa depan—pelan, pasti, dan menyentuh semua dusun.