Keterangan Gambar:
Personel berseragam bersama warga Desa Kampiri bergotong royong membersihkan selokan sepanjang 100 meter di Dusun Kampiri, Kecamatan Citta, Soppeng, dalam kegiatan karya bakti Jumat pagi.
Laporan : Syamsuddin Andy
SOPPENG SULSEL – Di bawah teduh pepohonan Kampiri yang mulai diterangi matahari pagi, suara cangkul yang beradu dengan tanah terdengar ritmis—seperti denyut nadi kehidupan desa yang kembali digerakkan. Pada Jumat pagi, 5 Desember 2025, barisan personel berseragam bersama warga setempat menuruni tepian jalan di Dusun Kampiri, Desa Kampiri, Kecamatan Citta, Kabupaten Soppeng. Mereka tak hanya membersihkan selokan; mereka sedang menggarap sebuah kerja sunyi yang menjaga air tetap mengalir dan lingkungan tetap sehat.
Karya bakti itu berlangsung sederhana, namun memancarkan semangat kebersamaan yang tak lekang dimakan waktu.
Jejak Kebersamaan di Tepi Selokan
Kegiatan dimulai sekitar pukul 07.15 Wita. Personel Posramil Citta hadir lebih dulu, disusul Kepala Desa Kampiri, para ketua RT/RW, serta masyarakat yang spontan bergabung.
Tanpa banyak komando, mereka langsung membentuk ritme kerja. Ada yang menebas rumput dengan sabit, ada yang mencabut tanaman liar, sementara sebagian lain mengangkat endapan lumpur yang menghambat aliran air. Pekerjaan itu berlangsung sepanjang kurang lebih seratus meter, namun terasa seperti perjalanan panjang yang memperkuat solidaritas.
“Kalau selokannya bersih, air lancar, kampung juga sehat,” ujar seorang warga yang ikut bergabung, sambil terus mengayunkan cangkul.
Pemerintah Desa dan Aparat yang Menyatu dengan Warga
Kepala Desa Kampiri turun langsung, berdiri di antara warga dan aparat. Tugas hari itu bukan sekadar mengerjakan pembersihan, tetapi membangun hubungan—bahwa urusan desa selalu paling mudah diselesaikan bila bahu bertemu bahu.
Personel Posramil pun tidak sekadar memimpin, tetapi bekerja sejajar. Keringat mengalir, namun begitu juga tawa dan obrolan ringan yang menandai keakraban.
Menghidupkan kembali Aliran, Menghidupkan Ruang Desa
Selokan yang sebelumnya dipenuhi daun kering dan semak akhirnya kembali terlihat jelas. Sekitar pukul 10.10 Wita, aliran air sudah tampak mengalir lancar. Kegiatan berakhir dalam keadaan aman, tertib, dan meninggalkan rasa puas pada para peserta.
Lebih dari sekadar karya bakti, kegiatan ini menjadi pengingat sederhana: desa yang kuat lahir dari kebersamaan yang terus dirawat. (Sumber: Pendim 1423 Soppeng)
